Seseorang sedang dites dengan Polygraph |
Kebohongan bukan hal yang jarang terucap dari seorang tersangka ataupun dari saksi sebuah peristiwa kejahatan. Berbohong adalah sebuah metode pertahanan dari jeratan hukum. Terkadang kita dapat mengetahui seseorang berbohong dari sikap dan ekspersinya, namun tidak semua orang berbohong dapat diketahui dari ekspresi maupun sikapnya.
Sebenarnya ada reaksi psikologis yang berbeda antar seseorang mengatakan kebohongan dengan kenyataan. Dengan alat Polygraphs atau sering disebut Lie Detector ini, dapat memantau kondisi psikologis seseorang ketika berbicara. Sehingga dapat diketahui apakah seseorang itu berbohong atau tidak.
Lalu bagaimana cara kerja dari alat ini sehingga dapat mendeteksi seseorang berbohong atau tidak? Berikut adalah cara kerja dari alat ini.
Sebuah instrumen poligraf pada dasarnya adalah kombinasi alat-alat medis yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dalam tubuh. seseorang akan ditanya tentang peristiwa atau kejadian tertentu, para pemeriksa (operator alat lie detector sekaligus biasanya seorang penyidik atau forensic psychophysiologist , tampak melihat bagaimana detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan dan aktivitas elektro-dermal (keringat, dalam kasus ini jari-jari) perubahan perbandingan tingkat normal.
Fluktuasi mungkin menunjukkan bahwa orang ini sedang menipu atau berbohong. Lie Detector mendeteksi adanya kebohongan dari sistem gelombang. Bila seseorang bohong maka gelombang akan bergetar cepat. Sebaliknya jika seseorang jujur, maka gelombang tidak bergetar dengan cepat dan tidak terdeteksi oleh Lie Detector.
Saat seseorang melakukan sebuah tes kebohongan, maka orang tersebut akan dipasangkan 4 sampai 6 sensor, dan dihubungkan dengan sebuah gambar grafik yang menunjukkan hasil-hasil dari pertanyaan yang diajukan. Sensor sensor tersebut biasanya merekam aktifitas seperti yang disebutkan diatas. Kadang-kadang poligraf juga akan mencatat hal-hal seperti gerakan lengan dan kaki.
Ketika tes poligraf dimulai, sang investigator atau penanya akan memberi 3-4 pertanyaan yang simpel dan sederhana dengan jawaban yang diketahui dengan tujuan untuk membentuk suatu fisiologis dasar. setelah itu beranjak ke pertanyaan berat yang kemudian indikatornya bisa ditampilkan dalam sebuah grafik naik turun mirip sebuah seismograph pencatat gempa.
Berikut sensor-sensor yang terpasang ke tubuh kita saat melakukan sebuah tes kebohongan:
Penampakan Grafik Hasil Test pada Polygraphs |
1. SENSOR RESPIRATORY RATE (Pneumographs)
Berwujud tabung karet yang berisi udara dan di ikatkan mengelilingi area perut/dada. Ketika dada atau otot-otot perut mengembang, udara di dalam tabung dipindahkan dalam bentuk grafik pada layar. Tanda di kertas bergulir jika subjek mengambil napas. Poligraf digital juga menggunakan Pneumographs, tetapi menggunakan Transduser untuk mengubah energi udara yang dipindahkan ke sinyal elektronik.
2. SENSOR TEKANAN DARAH
Sebuah alat pengukur tekanan darah ditempatkan sekitar lengan (mirip alat tes tekanan darah pada medis). Alat ini mencatat perubahan-perubahan dalam tekanan darah dan dengan sebuah alat data tersebut dikirim dan dimunculkan dalam Grafik.
3. GALVANIC SKIN RESISTANCE (GSR)
Ini juga disebut pencatat aktivitas elektro-dermal dan pada dasarnya adalah pengukur dari keringat di ujung jari anda (di pasang 2 sensor di ujung jari anda). Ujung jari adalah salah satu daerah yang paling berpori pada tubuh dan indikasinya adalah jika kita berkeringat maka kita sedang dalam tekanan dan alami muncul disaat orang berbohong. Fingerplates yang disebut galvanometers, melekat pada dua dari jari-jari subjek. sensor ini mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik. Ketika kulit terhidrasi (seperti keringat), itu menghantarkan listrik jauh lebih mudah daripada saat kering dan semua data data ini tercatat pula di grafik.
(Sumber : Wikipedia.org)
0 komentar:
Post a Comment